UP
Kamis, Januari 15, 2009 | Author: Natalia Puri Handayani

Film animasi Disney dengan format 3D yang bercerita tentang seorang bapak berusia 78 tahun, Carl Fredricksen, yang memiliki keinginan keliling dunia dengan rumahnya yang diangkat dengan ratusan Balon. Russell, bocah berusia 8 tahun tidak sengaja ikut serta dalam perjalanan itu. Bagaimanakah petualangan bapak Fredricksen dan Russel selanjutnya?






Lanjut membaca “UP”  »»
Bride Wars
Rabu, Januari 14, 2009 | Author: Natalia Puri Handayani

I heard about this movie about four months ago. Sepertinya bagus. Bercerita tentang dua sahabat karib Liv (Kate Hudson) dan Emma (Anne Hathaway) yang sama-sama bermimpi ingin menyelenggarakan pernikahan mereka di The Plaza, sebuah hotel di New York. Ini adalah impian mereka berdua sejak kecil. 20 tahun kemudian, keduanya dilamar pacar masing-masing dan mereka pun segera menyiapkan pernikahan. Termasuk booking tempat di The Plaza. Unfortunatelly, ternyata ada kesalahan pencatatan tanggal. Jadwal resepsi mereka bertumpuk di hari, tanggal, dan jam yang sama! So dimulailah Bride Wars. Siapakah di antara mereka berdua yang harus mengalah? Sepertinya bakalan seru…..





Lanjut membaca “Bride Wars”  »»
Inkheart
Rabu, Januari 14, 2009 | Author: Natalia Puri Handayani

Fantasy is one of my favorite genre beside romance. Inkheart is next fantasy movie I’m eager to watch. Film ini bercerita tentang dongeng-dongeng dalam buku yang menjadi hidup di dunia nyata karena dibacakan oleh Mo (Brendan Frasher) dan anaknya, Meggie (Eliza Bennet). Konfliknya adalah, ketika buku berjudul Inkheart yang berisi tokoh kejam, Capricorn, ingin dibacakan. Bahkan ia memakai segala cara agar bisa keluar ke dunia nyata. Will that happen?





Lanjut membaca “Inkheart”  »»
The Curious Case of Benjamin Button
Rabu, Januari 14, 2009 | Author: Natalia Puri Handayani

I’m really really really curious about this movie. First, karena ceritanya yang tidak biasa. Benjamin Button (Brad Pitt) lahir dalam keadaan tua. He is aging backward. Seiring bertambah usia, ia justru terlihat muda. Benjamin berkenalan dengan gadis kecil bernama Daisy (Cate blanchett) dan jatuh cinta padanya. Tetapi bagaimana dengan ketidaknormalan Benjamin? Bisakah mereka bersatu?

Second, kritikus menilai Brad Pitt bermain sangat baik di film ini dan lawan mainnya the Academy Award Winner Cate Blanchett, pasti aktingnya keren. Hmm, sangat menjanjikan film ini bakalan bagus dan berkualitas.


Lanjut membaca “The Curious Case of Benjamin Button”  »»
Marley & Me
Rabu, Januari 14, 2009 | Author: Natalia Puri Handayani

I’ve read the book. So touching, it made me cry. Memoar yang indah seorang pemilik anjing yang nakal, hiperaktif, neurotik, tidak lulus sekolah kepatuhan. 1001 tingkah polah Marley membuat jengkel setengah mati keluarga Grogan. Walau begitu mereka sangat menyayangi Marley. Anjing yang tidak tergantikan. Semoga pengadaptasiannya lebih baik daripada Twilight. I really hope!




Lanjut membaca “Marley & Me”  »»
Twilight The Movie : Too Bad It’s A Disappointing Movie
Selasa, Januari 13, 2009 | Author: Natalia Puri Handayani

Saya yakin pasti kebanyakan orang sudah menonton film ini. Twilight masih diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Untuk fans berat si Tampan Edward Cullen, mungkin juga sudah menonton film ini setidaknya dua kali. Twilight disebut-sebut sebagai film paling ditunggu tahun 2008. Saya setuju. Saya sudah membaca 3 novel terbitan Indonesianya yang berjudul Twilight, New Moon, Eclipse, dan saya betul-betul menyukai buku karangan Stephenie Meyer ini. Jadi, saya pun menunggu-nunggu keluarnya film ini di bioskop dan sangat senang ketika release date-nya dimajukan dari tanggal 12 Desember 2008 menjadi 21 November 2008. Really can’t wait to watch that movie!


Akhirnya saya menonton film paling ditunggu-tunggu ini. But, sorry twilight lovers, I must say too bad it’s a disappointing movie. Butuh waktu bagi saya untuk menulis artikel tentang film ini, karena terus terang saya kecewa dengan film ini. Saya mengharapkan film adaptasi yang apik, menegangkan, lengkap dengan romantisme dan konflik yang dihadapi Bella dan Edward yang membuat para pembaca twilight (kalau Gramedia bilang) rela digigit taring Edward. Tapi ternyata yang disuguhkan adalah film datar, akting pemeran utama yang pas-pasan, script yang kurang oke, and the worst of all : interpretasi sutradara yang minim mengenai bukunya. OOHH it’s so annoying for me.

After so much babbles, jangan-jangan masih ada yang belum pernah menonton film ini. Ok, saya ceritakan plot asli dari bukunya. Ada seorang remaja berusia 17 tahun bernama Isabella Swan, dia harus pindah dari Phoenix ke Forks, kota kecil tempat ayahnya (Charlie) tinggal, karena Ibunya (Renée) menikah lagi dan akan pindah ke Florida ikut suaminya yang baru, Phil. Bella adalah seorang gadis remaja biasa yang pemalu, pendiam, tidak suka jadi pusat perhatian, ceroboh, tapi pintar dan jago memasak. Hari pertama ke sekolah menjadi murid pindahan adalah hal yang meresahkan untuknya. Ia berharap orang-orang tidak memperhatikan kedatangannya, tidak ada guru yang menyuruhnya maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri, tapi di kota sekecil Forks tidak mungkin orang tidak tahu kedatangan putri Sheriff Swan yang dahulu tinggal dengan mantan istrinya.

Keep it short, Bella bertemu dengan Edward Cullen, anak angkat Dr.Cullen yang ternyata adalah vampir berusia lebih dari 100 tahun but remains seventeen ever! Karena Edward yang terlihat misterius dan juga terkesan seperti menjauhi Bella, hal inilah yang membuat Bella penasaran dan akhirnya jatuh cinta pada Edward. Hal yang sama juga terjadi pada Edward, sepanjang 1 abad hidupnya belum pernah ia mencium bau darah sewangi dan se-menggugah selera seperti darah Bella. Edward hampir kehilangan akal dan menyangkal dirinya yang sudah tidak lagi meminum darah manusia. Edward dan keluarganya adalah vampir “vegetarian”, tidak seperti vampir pada umumnya, mereka hanya meminum darah binatang dan berinteraksi dengan manusia. Di satu sisi, Bella sangat berbahaya baginya. Edward takut suatu saat ia kehilangan kendali kemudian memangsa Bella yang akhirnya bisa membahayakan eksistensi keluarga mereka di Forks, di sisi lain, ternyata dia sangat peduli dengan Bella, tidak bisa jauh dari Bella dan ironisnya ia mencintai Bella juga. And so the Lion fell in love with the lamb.

Masalah timbul ketika 3 vampir nomaden datang ke Forks, salah satunya yang bernama James mengincar Bella. Edward dan keluarganya pun harus mati-matian menyelamatkan Bella.

Kembali ke filmnya, saya kurang puas dengan akting pemeran utama. Kristen Stewart (Bella) dan Robert Pattinson (Edward) bermain tidak maksimal dan kurang menjiwai peran mereka. Ada satu adegan dimana mereka berciuman, kesan yang ditanggkap mereka berdua seperti terangsang. Padahal maksudnya, dari sisi Edward, dia takut tiba-tiba dia menyakiti Bella dan dari sisi Bella, dia ekstra nervous karena di depannya Edward terlihat begitu tampan jadi Bella agak kikuk waktu mencium Edward. Tapi pesan yang sampai ke penonton, yah seperti yang saya katakan di awal tadi. Yang ada penonton bioskop tertawa melihat adegan ciuman mereka. So wrong.. Di kelas Biologi akting Edward juga terlihat kacau, seharusnya digambarkan dia kaget dan panik menahan dirinya sendiri karena mencium bau darah Bella, tapi kesan yang tertangkap dia seperti jijik dengan bahan percobaan Biologi di depannya. Percakapan Bella dan Edward juga kurang mendalam. Banyak kata-kata Edward di buku yang tidak keluar. Jadi karakter asli Edward kurang tergambarkan di film ini. Konflik utama yaitu kisah cinta antara cewek manusia dan cowok vampir juga kurang mendalam diceritakan. Edward dan Bella menyadari kalau mereka dua makhluk yang berbeda, tidak mungkin mereka bisa bersatu karena pasti ada bahaya di depan yang mengancam hidup Bella. Konflik batin Edward untuk tidak membawa Bella lebih jauh lagi ke dunia kekalnya yang suram juga tidak terlalu ditonjolkan, juga konflik batin Bella yang sadar betul Edward bukan manusia tapi sudah terlambat baginya untuk mundur karena Bella terlanjur mencintai Edward, yang ada di film malahan dengan gampangnya mereka tiba-tiba pacaran. What a bad shortcut..

Editing filmnya juga kurang smooth, yang ada seperti potongan-potongan adegan dari buku. Sangat disayangkan saya jadi agak pusing menontonnya, karena berjalan sedikit berbeda dengan buku. Satu adegan yang menurut saya bisa dibuat lebih dramatis lagi adalah adegan Edward menyelamatkan Bella dari tertabrak van. Di buku adegannya digambarkan dengan sangat dramatis, van berputar-putar kemudian ditahan oleh Edward, Edward dan Bella sampai terpelanting ke trotoar, kepala Bella membentur aspal. Namun di film Edward dan Bella cuma berjongkok, logikanya kalau begitu saja kan tidak perlu sampai ke rumah sakit? Toh kepalanya terlihat baik-baik saja.

Di akhir cerita waktu Edward, Carlisle, dan Alice menyelamatkan Bella yang tangannya digigit James, penggambaran adegan kepahlawanan Edward juga kurang pas. Disini Edward terlihat ragu-ragu, dan setiap hal yang akan dilakukannya dikomando oleh Carlisle, yang paling menggelikan waktu Edward menghisap darah Bella untuk mengeluarkan bisa dari gigitan James keluar dari darah Bella. Terlihat Edward terus-menerus menghisap darah Bella sampai Carlisle terpaksa menyuruhnya berhenti karena nanti Bella bisa mati karena kehabisan darah, baru kemudian Edward berhenti. Kalau di buku Edward berhenti dengan sendirinya. Karena penggambaran yang kurang pas itu, menurut saya Edward jadi terlihat tidak benar-benar mencintai Bella karena masih bisa dikalahkan dengan wanginya darah Bella. Hmm..
The Updates: film kedua, New Moon, sudah dimulai syutingnya dari bulan Desember lalu. Rencananya akan rilis November 2009. Film ini tidak lagi disutradarai lagi oleh Catherine Hardwicke (Bagus!), tetapi digantikan oleh Chris Weitz (The Golden Compass). Semoga film kedua ini bisa jauuuh lebih baik dari film pertama. Kita tunggu..

Puri’s Rating :
**
I’m sorry to put only 2 stars, cause for me it’s a disappointing movie.



Lanjut membaca “Twilight The Movie : Too Bad It’s A Disappointing Movie”  »»
Kit Kittredge The Reporter
Sabtu, Desember 13, 2008 | Author: Natalia Puri Handayani

Film ini mengisahkan tentang Margaret Mildred “Kit” Kittredge (Abigail Breslin), gadis kecil berusia 10 tahun yang hidup di era Great Depression Amerika Serikat pada tahun 1934. Kit ingin menjadi seorang wartawan. Impian Kit adalah artikelnya diterbitkan di koran lokal Cincinnati Register. Namun, ternyata supaya artikelnya dapat dipublikasikan tidaklah mudah, ia harus menaklukkan editor moody Mr. Gibson (Wallace Shawn), yang memandang Kit sebelah mata karena Kit hanyalah seorang anak kecil.

Kehidupan Kit mulai terkena dampak krisis ekonomi ketika usaha otomotif ayahnya bangkrut dan mendadak kehilangan pekerjaan. Kakak Kit, Charlie, harus cuti dari kuliahnya untuk bekerja di daerah lain demi menambah penghasilan keluarga. Supaya rumah mereka tidak disita oleh Bank, maka ayah Kit (Chris O’Donnell) terpaksa harus merantau ke Chicago untuk mencari pekerjaan. Kit dan ibunya (Julia Ormond) pun harus berbagi ruangan dengan orang-orang yang indekos di rumah mereka.

Kehidupan Kit semakin berwarna dengan kehadiran orang-orang yang kos di rumahnya: Mr. Berk (pesulap), Ms. Dooley (instuktur dansa), Mrs. Howard dan Sterling anaknya, teman sekolah Kit, dan Ms. Bond (wanita pemilik perpustakaan keliling). Konflik dimulai ketika lingkungan mereka diresahkan oleh tindakan kejahatan yang dilakukan oleh Hobo (tunawisma) yang juga terjadi di beberapa daerah lain di Ohio. Suatu ketika simpanan uang keluarga Ruthie hilang dirampok orang saat seisi rumah sedang pergi dan kotak perhiasan milik ibu Kit juga raib entah kemana, padahal di dalam kotak itu tersimpan pula harta berharga milik orang-orang yang kos di rumah Kit. Will (Max Thieriot) seorang Hobo teman Kit menjadi tersangka utama perampokan tersebut. Bersama teman-temannya, Kit mulai mencari tahu siapa sebenarnya si pencuri itu. Dalam film ini, terdapat sentuhan Nancy Drew dalam menguak misteri pencuri yang sebenarnya. Ternyata pelakunya adalah komplotan Mr. Berk dan Ms. Bond!

Tindakan superhero Kit masuk Koran lokal dan dianugrahi penghargaan serta imbalan. Di hari Thanksgiving Kit mendapatkan 2 hal terpenting ia inginkan dalam hidupnya, artikelnya tentang Good Hobo masuk koran dan ayahnya pulang ke rumah. Adegan yang mengharukan…
Film ini termasuk film keluarga, namun butuh dampingan orangtua bagi anak-anak yang menontonnya. Karena orangtua perlu menjelaskan mengenai situasi ekonomi yang dialami keluarga Kit (resesi, sita rumah, dll). Film ini mengajarkan tentang keberanian, ketabahan menghadapi kerasnya hidup, dan ketekunan dalam mengejar impian. Buat saya pribadi, memotivasi diri untuk mulai menulis di blog.

Puri’s rating :

****

Nice movie for everyone..



Lanjut membaca “Kit Kittredge The Reporter”  »»